night never lies . . 

di tubuhmu aku berlindung dari nikmat yang terkutuk
ke dalam pelukmu aku pasrah dan takluk
kenapa ada sorga bila yang nikmat adalah dosa

kata kata kusut dalam selimut

dan ke dalam pelukan dosa pun disucikan kusadap gairahmu hingga ngilu
kuliuk lukaku ke lekuk tubuhmu resapkan sakitmu ke dalam sukmaku
desahkan nyerimu menjadi nafasku

aaaaahh....

"duh, cintaku, beri aku nikmat yang tak ada di sorga.
hapus dosaku, dengan ciumanmu..."

perlahan airmatamu
                         j
                          a
                            t
                            u
                           h

aku teringat, seorang penyair pernah menulis: dalam sebutir airmata ada jurang menganga
sekuat apapun melupakan kita akan selalu mendengar gaung kesedihannya

"jangan terlalu melankolis
untuk sesuatu yang belum tentu membuat kita bahagia," katamu,
"sejak mula kita tahu: cinta hanyalah cara menunda rasa sakit."

"kita dipertemukan malambukan untuk berbagi kebahagiaan, tapi untuk saling menguatkan.

bukankah, cinta adalah alasan agar kita bisa bahagia?

kau tersenyum,
"kebahagiaan serupa abu dari birahi terbakar sepi."

"dan nanti, bila kau mati terbakar sepi, aku rela menjadi abu yang menyertaimu."

"bagiku, hatimu telah lebih dari cukup.
gemerlap dunia biarlah untuk mereka yang fana."

"tidakkah kau mencintaiku?" kataku.

"aku angin, mencintaimu bukannya tak ingin. hanya saja aku gampang bosan pada segala yang rutin."

"biarlah aku mencintaimu, seperti garam larut dalam laut atau sepasrah daun punah ke tanah."

"tak ada yang istimewa, tentu saja, dari cinta seperti itu. selain aku tak lagi sibuk
dengan ketakutan-ketakutanku sendiri."

"sementara itu, ketika hatimu lebih kosong dari langit sunyi, temukan saja aku dengan hasratmu..."

"...tapi jangan sampai kekasihMu tahu."

kuteguk bir seperti menikmati nasib getir

"berterimakasihlah pada malam yang memahami kita."






agus noor